Senin, 23 Juni 2014

Sepotong Ide Bernama Rumah Baca

Saya punya ide untuk membuat rumah baca di Luwuk. Lokasinya di rumah (istri) saya yang berlokasi di BTN Muspratama Kilongan Permai. Daerah yang sering dijadikan bahan guyonan sebagai “tempat terdekat dengan Tuhan” karena memang lokasinya yang jauh berada di atas bukit.

Ide ini sebenarnya sangat sederhana. Koleksi buku dan majalah saya yang tak seberapa itu akan dibuka aksesnya untuk publik. Meski ide ini terdengar bagus dan sederhana, saya justru menemukan hal-hal yang ternyata membuat saya berpikir dua kali untuk merealisasikan ide itu. Masalah pertama adalah database koleksi buku saya hilang setelah laptop antik saya rusak tempo hari. Database yang sudah saya buat itu tak sempat saya simpan back-up-nya di hardisk sehingga menyulitkan saya untuk melakukan pendataan koleksi buku di rumah. Masalah selanjutnya, saya masih sangat awam dengan dunia per-Rumah Baca-an. Saya masih mencuri-curi waktu untuk mencari referensi perihal kegiatan-kegiatan yang biasa dijalankan oleh Rumah Baca dan saya masih perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian yang sesuai dengan situasi di lingkungan saya. Masalah selanjutnya, koleksi buku saya masih belum seberapa. Koleksi majalah pun masih belum banyak dan kebanyakan majalah-majalah tua. Ditambah lagi buku-buku itu adalah buku yang terlalu “gue banget” dan mungkin tidak terlalu menarik bagi sebagian orang. Sebenarnya masih ada banyak kesulitan yang lain. Namun saya tidak suka menuliskan kesulitan-kesulitan saat hendak memulai pekerjaan yang, insya Allah, mulia ini. Saya bergeming dengan ide awal itu dan mulai menyusun beberapa rencana.

Rencana pertama saya adalah mencari nama. Maka jadilah Rumah Baca Jendela Ilmu menjadi pilihan saya. Awalnya saya ingin memberi nama Rumah Baca Luwuk, namun dengan berbagai pertimbangan nama itu saya urungkan. Saya juga tertarik dengan penamaan berbahasa Inggris, tapi saya urungkan juga. Saya sudah merasa puas dengan nama Rumah Baca Jendela Ilmu karena menyimpan kesederhanaan dan visi yang kuat. Setelah membuat nama, saya lalu membuat email, blog, dan menyusul logo. Berhubung program corel di laptop antik saya sudah hilang, saya sepertinya perlu menginstallnya kembali. Ada beberapa logo yang sudah terbayang di benak saya.

Selanjutnya adalah mendata kembali buku-buku dan majalah yang ada di rumah. Bagian ini akan saya lakukan sambil jalan saja. Lalu saya juga sempat bertanya ke beberapa teman yang aktif di organisasi sosial, apakah saya bisa mengajukan proposal untuk pengadaan buku-buku serta majalah, meski bekas, di rumah baca itu dan jawabannya sungguh melegakan saya. Usaha kecil ini memang masih sangat prematur dan saya menyadari ada banyak aspek yang harus segera saya penuhi pelan-pelan, termasuk membicarakan ide ini kepada kepala lingkungan tempat saya tinggal. Siapa tahu, dengan ide ini bisa mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar saya dan karenanya kami bisa melakukan project kecil ini secara bergotong-royong.

Saya mohon dukungan dan doa dari Anda semua. [rbjendelailmu]

Luwuk, Juni 2014

0 komentar:

Posting Komentar