Saya punya ide untuk membuat rumah baca di Luwuk. Lokasinya di rumah (istri) saya yang berlokasi di BTN Muspratama Kilongan Permai. Daerah yang sering dijadikan bahan guyonan sebagai “tempat terdekat dengan Tuhan” karena memang lokasinya yang jauh berada di atas bukit.
Ide
ini sebenarnya sangat sederhana. Koleksi buku dan majalah saya yang tak
seberapa itu akan dibuka aksesnya untuk publik. Meski ide ini terdengar bagus
dan sederhana, saya justru menemukan hal-hal yang ternyata membuat saya
berpikir dua kali untuk merealisasikan ide itu. Masalah pertama adalah database
koleksi buku saya hilang setelah laptop antik saya rusak tempo hari. Database yang
sudah saya buat itu tak sempat saya simpan back-up-nya
di hardisk sehingga menyulitkan saya
untuk melakukan pendataan koleksi buku di rumah. Masalah selanjutnya, saya
masih sangat awam dengan dunia per-Rumah Baca-an. Saya masih mencuri-curi waktu
untuk mencari referensi perihal kegiatan-kegiatan yang biasa dijalankan oleh
Rumah Baca dan saya masih perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian yang sesuai
dengan situasi di lingkungan saya. Masalah selanjutnya, koleksi buku saya masih
belum seberapa. Koleksi majalah pun masih belum banyak dan kebanyakan
majalah-majalah tua. Ditambah lagi buku-buku itu adalah buku yang terlalu “gue
banget” dan mungkin tidak terlalu menarik bagi sebagian orang. Sebenarnya masih
ada banyak kesulitan yang lain. Namun saya tidak suka menuliskan
kesulitan-kesulitan saat hendak memulai pekerjaan yang, insya Allah, mulia ini.
Saya bergeming dengan ide awal itu dan mulai menyusun beberapa rencana.
Rencana
pertama saya adalah mencari nama. Maka jadilah Rumah Baca Jendela Ilmu menjadi
pilihan saya. Awalnya saya ingin memberi nama Rumah Baca Luwuk, namun dengan
berbagai pertimbangan nama itu saya urungkan. Saya juga tertarik dengan
penamaan berbahasa Inggris, tapi saya urungkan juga. Saya sudah merasa puas
dengan nama Rumah Baca Jendela Ilmu karena menyimpan kesederhanaan dan visi
yang kuat. Setelah membuat nama, saya lalu membuat email, blog, dan menyusul
logo. Berhubung program corel di laptop antik saya sudah hilang, saya
sepertinya perlu menginstallnya kembali. Ada beberapa logo yang sudah terbayang
di benak saya.
Selanjutnya
adalah mendata kembali buku-buku dan majalah yang ada di rumah. Bagian ini akan
saya lakukan sambil jalan saja. Lalu saya juga sempat bertanya ke beberapa
teman yang aktif di organisasi sosial, apakah saya bisa mengajukan proposal
untuk pengadaan buku-buku serta majalah, meski bekas, di rumah baca itu dan
jawabannya sungguh melegakan saya. Usaha kecil ini memang masih sangat prematur
dan saya menyadari ada banyak aspek yang harus segera saya penuhi pelan-pelan,
termasuk membicarakan ide ini kepada kepala lingkungan tempat saya tinggal. Siapa
tahu, dengan ide ini bisa mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar saya dan
karenanya kami bisa melakukan project kecil ini secara bergotong-royong.
Saya
mohon dukungan dan doa dari Anda semua. [rbjendelailmu]
Luwuk,
Juni 2014
0 komentar:
Posting Komentar