Kamis, 07 Agustus 2014

Kronik Rumah Baca: 7 Agustus 2014

Semoga tulisan-tulisan yang ada di blog ini tidak membuat Anda, para pembaca, bosan. Saya memang berkomitmen untuk menuliskan segala hal yang terjadi seputar rumah baca ini di dalam blog sebagai wujud pertanggungjawaban saya, dan karenanya komitmen ini menjadikan saya akan lebih banyak bicara (maksud saya menulis).

Selama kurun waktu empat hari terakhir, sejak tulisan terakhir saya di tanggal 4 Agustus silam, ada begitu banyak perkembangan yang kian menyemangati saya untuk merealisasikan taman bacaan ini menjadi nyata dan berkontribusi positif di masyarakat. Kabar pertama adalah wakaf buku dari seorang kenalan saya di facebook. Ia berasal dari Ciamis – jadi inget sama seorang temen asal Ciamis yang kerjaannya bakulan balance paypal. Kami, well, belum lama berteman. Mungkin baru satu bulan terakhir ini. Singkat cerita, pada tanggal 1 Agustus 2014 kemarin, beliau mengirimkan pesan ke facebook saya. Beliau bertanya tentang Rumah Baca Jendela Ilmu dan dimana lokasinya. Saya lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu yang diresponnya dengan penawaran yang tidak mungkin saya tolak. “Saya berminat menyumbang buku-buku dan majalah bekas,” katanya.

Sumbangan buku dari Ciamis, totalnya 19 buku dan 7 majalah, beratnya sekitar 6 kg
Maka sejak saat itu, saya dan beliau ngobrol-ngobrol di pesan facebook, dan juga di sms, untuk membahas tentang teknis pengiriman dan tetek-bengek lainnya. Dan pada tanggal 7 Agustus sore kemarin, beliau mengirimkan pesan kepada saya bahwa buku-buku yang sudah dipackingnya sudah dikirimkan ke alamat saya di Jurangmangu. Saya mengucapkan terima kasih kepada beliau atas kepeduliannya pada dunia pendidikan di Luwuk dengan segala keterbatasan yang dimilikinya seraya mendoakan kebaikan baginya.

Wakaf buku dari Jamaah Masjid Shalahudin KPDJP
Selain itu, saya juga mendapat kabar gembira dari salah satu kawan baik saya, Danang, yang melaporkan bahwa buku-buku sumbangan yang terkumpul di Masjid Shalahuddin Kantor Pusat DJP sudah menumpuk. Ia menyebutkan sejumlah angka dan saya menaksir estimasi tonasenya. Setelah diestimasi, ternyata jumlahnya sangat banyak. Ada sekitar 50+ buku yang disumbangkan oleh jamaah Masjid Shalahuddin. Luar biasa! Masalah selanjutnya yang muncul adalah soal pengiriman. Saya berkata kepada Danang bahwa masalah ini akan saya bicarakan kepada Nanang (awas, jangan sampe kebalik hehe). Kenapa harus saya bicarakan dengan Nanang? Karena sebelum lebaran kemarin saya sempat menitipkan proposal padanya untuk dibawa ke forum alumni STAN angkatan 2003. Nanang berjanji untuk membahas soal proposal itu setelah ia masuk kantor dan memberikan kepastian sekitar hari Selasa atau Rabu (12-13/8) pekan depan. Kejelasan tentang proposal itu penting karena terkait pendanaan pengiriman buku-buku yang sudah semakin menumpuk di Jakarta. Maklum, ongkos kirim ke Luwuk mahalnya luar bi(n)asa!

Selain dua kabar di atas, pada hari Kamis (7/8) kemarin saya berkunjung ke Perpustakaan MIM dan berjanji untuk ketemuan dengan ustadz Iswan sebagai pengelolanya. Saya dan beliau sudah janjian sejak beberapa hari yang lalu bahwa saya akan datang ke perpustakaannya untuk ‘menjemput’ buku-buku yang sekitar 5 tahun lalu pernah saya ‘titipkan’ ke Perpustakaan MIM agar dapat dimasukkan kembali ke dalam koleksi Rumah Baca Jendela Ilmu. Beliau menyambut baik permintaan itu dan sepulang dari kantor, saya lalu mampir ke rumahnya di tanjakan SMP 1 Luwuk. Meski ada beberapa buku yang tidak tampak – sepertinya sedang dipinjam – saya pulang dengan membawa 1 dus penuh buku dan oleh-oleh berupa sesisir pisang raja yang sudah masak sekali dari Ummu Abdurrahman.

Harafisy
Buku-buku yang saya jemput dari Perpustakaan MIM adalah buku-buku yang sudah saya baca sampai tuntas, semuanya buku novel. Salah satu yang paling memorable adalah buku berjudul Harafisy yang dikarang oleh Naguib (Najib) Mahfouz. Soal ini mungkin akan saya tulis pada bagian tersendiri.

Pada tanggal 7 Agustus pula dua jersey bola yang saya jual alhamdulillah laku. Salah satu jersey yang terjual itu dananya memang saya niatkan untuk dikonversi menjadi buku. Ternyata Allah memberikan kemudahanNya kepada saya dan menggugah hati sang pembeli untuk membeli satu jersey lainnya. Alhamdulillah. Saya pun langsung menghubungi tiga penjual buku yang koleksi bukunya sudah saya incar dan menyelesaikan transaksi pada hari itu juga.

Alhamdulillah. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Rumah Baca Jendela Ilmu. Semoga amal baik Anda semua mendapatkan sebaik-baik balasan dari Allah swt. Semangat! [rbjendelailmu]



Luwuk, Agustus 2014

0 komentar:

Posting Komentar