Pertama-tama, saya harus meminta maaf kepada supervisor saya
di kantor, mas Rahmat Darmawan, atas beberapa pekerjaan yang terbengkalai dalam
beberapa hari belakangan – well, sepertinya saya memang sering melalaikan
pekerjaan saya sejak dulu, hehe – karena akhir-akhir ini saya sedang merasa
begitu bersemangat dengan proyek taman bacaan ini. Semangat yang begitu meluap
ini bukan tanpa sebab karena selama beberapa hari belakangan ini saya dihujani oleh
aneka respon yang menggembirakan dari beberapa teman sehingga saya harus
sedikit berpacu dengan waktu agar saya tidak kehilangan momentum yang bagus
tersebut.
Maka sejak akhir pekan kemarin, saya melakukan banyak sekali
pekerjaann di antaranya: mendata beberapa koleksi buku yang belum didata,
menyampulnya bersama istri saya hingga lepas tengah malam, melakukan pertemuandengan pak Lurah Kilongan Permai, berkomunikasi dengan beberapa calon donatur,
berkoordinasi dengan para relawan yang bersedia ikut menyampul buku – terima kasih
bu Enny dan ukhti Mila yang sudah turut membantu menyampul buku dan juga telah
menyumbangkan beberapa buku barunya kepada saya – , hunting buku dan komik murah di internet yang syukurnya bisa saya
dapatkan, berkoordinasi dengan adik saya di Jurangmangu perihal teknis
pengiriman, termasuk mengupdate blog Rumah Baca Jendela Ilmu dan juga blog-blog
peliharaan saya lainnya. Saya juga menyempatkan diri menulis opini di Luwuk
Post pada awal pekan yang syukurlah langsung dipublikasikan keesokan harinya
oleh mereka – terima kasih Luwuk Post.
Dari semua pekerjaan yang saya lakukan di atas, saya juga
harus mondar-mandir Luwuk-Kilongan-Jole demi mengejar tanda tangan pak
Baharullah, Lurah Kilongan Permai, yang baik hati, termasuk bapak Sekretaris
Lurah Kilongan Permai dan para staf ibu-ibunya yang sudah sudi saya repotkan hari
ini, yang sudah membantu saya untuk membuatkan Surat Keterangan Kelurahan. Ditambah
lagi, setelah dokumen-dokumen legal itu siap, saya harus pergi ke tempat
fotokopi untuk menjilidnya dan jadilah kesepuluh jilid proposal itu siap untuk dibagikan.
Saya juga menscan beberapa dokumen yang sudah ditandatangani dan distempel agar
bisa saya merge menjadi satu softcopy proposal final sehingga bisa saya
distribusikan kepada teman-teman via jalur dunia maya.
Syukurlah, semua pekerjaan tersebut selesai tadi sore. Dan itulah
sebabnya, saya merasa perlu untuk mengucapkan ungkapan maaf, sekaligus terima
kasih, saya kepada supervisor saya yang terlalu baik hati itu seraya berjanji
untuk menyelesaikan tumpukan janji yang kadung saya ucapkan tempo hari. Sore ini
juga saya bertemu dengan seorang teman yang bersedia untuk menyumbangkan
sejumlah uang kepada Rumah Baca ini, termasuk juga berkoordinasi dengan kawan
lama saya di Abu Dhabi yang juga bersedia untuk “memperjalankan” proposal yang
sudah siap kirim itu kepada teman-temannya di sana. Termasuk penawaran bantuan
dari sahabat baik saya, Emir, yang juga bersedia untuk berpartisipasi dalam
usaha ini. Saya juga harus mengucapkan terima kasih tak terkira kepada Mas Budi Elang Semeru, seorang penjual buku bekas di Facebook, yang sudah berbaik hati
untuk menjual buku-buku bakulannya dengan harga sangat miring dan memberikan
saya banyak sekali bonus berupa buku. Saya berdoa agar usaha mas Budi semakin
berkah dan sukses asbab budi baiknya itu.
Ada banyak sekali dukungan dari teman-teman saya, baik
berupa bantuan yang kasat mata maupun tidak, baik dari teman dekat secara jarak
maupun yang nun jauh di sana. Oleh karenanya, saya hendak mengucapkan terima
kasih sebanyak-banyaknya kepada mereka semua atas bantuan dan dorongan yang
telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak, sehingga Rumah Baca ini
semakin menggeliat di tengah-tengah persiapan hari persalinannya yang semakin
mendekat.
Saya juga merasa perlu untuk membuka kembali buku Room To
Read yang ditulis oleh John Wood agar motivasi saya tetap menyala, termasuk
juga menyesap tulisan-tulisan bertenaga di blog Jonru sehingga semangat saya
tetap terjaga.
Malam ini saya sedang menghadap laptop antik saya yang
berwarna merah hati. Saya sedang mendesain semacam spanduk Under Construction Rumah
Baca Jendela Ilmu yang sedianya akan saya pasang di teras depan sehingga para
tetangga yang tiap hari lalu-lalang di depan rumah mengetahui rencana ini. Siapa
tahu, ada di antara mereka yang siap bergabung dan berpartisipasi secara aktif
di kemudian hari. Saya harap seperti itu. [rbjendelailmu]
Luwuk, Juli 2014
0 komentar:
Posting Komentar