Rabu, 16 Juli 2014

Kronik Rumah Baca: 16 Juli 2014

Pertama-tama, saya harus meminta maaf kepada supervisor saya di kantor, mas Rahmat Darmawan, atas beberapa pekerjaan yang terbengkalai dalam beberapa hari belakangan – well, sepertinya saya memang sering melalaikan pekerjaan saya sejak dulu, hehe – karena akhir-akhir ini saya sedang merasa begitu bersemangat dengan proyek taman bacaan ini. Semangat yang begitu meluap ini bukan tanpa sebab karena selama beberapa hari belakangan ini saya dihujani oleh aneka respon yang menggembirakan dari beberapa teman sehingga saya harus sedikit berpacu dengan waktu agar saya tidak kehilangan momentum yang bagus tersebut.

Maka sejak akhir pekan kemarin, saya melakukan banyak sekali pekerjaann di antaranya: mendata beberapa koleksi buku yang belum didata, menyampulnya bersama istri saya hingga lepas tengah malam, melakukan pertemuandengan pak Lurah Kilongan Permai, berkomunikasi dengan beberapa calon donatur, berkoordinasi dengan para relawan yang bersedia ikut menyampul buku – terima kasih bu Enny dan ukhti Mila yang sudah turut membantu menyampul buku dan juga telah menyumbangkan beberapa buku barunya kepada saya – , hunting buku dan komik murah di internet yang syukurnya bisa saya dapatkan, berkoordinasi dengan adik saya di Jurangmangu perihal teknis pengiriman, termasuk mengupdate blog Rumah Baca Jendela Ilmu dan juga blog-blog peliharaan saya lainnya. Saya juga menyempatkan diri menulis opini di Luwuk Post pada awal pekan yang syukurlah langsung dipublikasikan keesokan harinya oleh mereka – terima kasih Luwuk Post.

Dari semua pekerjaan yang saya lakukan di atas, saya juga harus mondar-mandir Luwuk-Kilongan-Jole demi mengejar tanda tangan pak Baharullah, Lurah Kilongan Permai, yang baik hati, termasuk bapak Sekretaris Lurah Kilongan Permai dan para staf ibu-ibunya yang sudah sudi saya repotkan hari ini, yang sudah membantu saya untuk membuatkan Surat Keterangan Kelurahan. Ditambah lagi, setelah dokumen-dokumen legal itu siap, saya harus pergi ke tempat fotokopi untuk menjilidnya dan jadilah kesepuluh jilid proposal itu siap untuk dibagikan. Saya juga menscan beberapa dokumen yang sudah ditandatangani dan distempel agar bisa saya merge menjadi satu softcopy proposal final sehingga bisa saya distribusikan kepada teman-teman via jalur dunia maya.

Syukurlah, semua pekerjaan tersebut selesai tadi sore. Dan itulah sebabnya, saya merasa perlu untuk mengucapkan ungkapan maaf, sekaligus terima kasih, saya kepada supervisor saya yang terlalu baik hati itu seraya berjanji untuk menyelesaikan tumpukan janji yang kadung saya ucapkan tempo hari. Sore ini juga saya bertemu dengan seorang teman yang bersedia untuk menyumbangkan sejumlah uang kepada Rumah Baca ini, termasuk juga berkoordinasi dengan kawan lama saya di Abu Dhabi yang juga bersedia untuk “memperjalankan” proposal yang sudah siap kirim itu kepada teman-temannya di sana. Termasuk penawaran bantuan dari sahabat baik saya, Emir, yang juga bersedia untuk berpartisipasi dalam usaha ini. Saya juga harus mengucapkan terima kasih tak terkira kepada Mas Budi Elang Semeru, seorang penjual buku bekas di Facebook, yang sudah berbaik hati untuk menjual buku-buku bakulannya dengan harga sangat miring dan memberikan saya banyak sekali bonus berupa buku. Saya berdoa agar usaha mas Budi semakin berkah dan sukses asbab budi baiknya itu.

Ada banyak sekali dukungan dari teman-teman saya, baik berupa bantuan yang kasat mata maupun tidak, baik dari teman dekat secara jarak maupun yang nun jauh di sana. Oleh karenanya, saya hendak mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada mereka semua atas bantuan dan dorongan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak, sehingga Rumah Baca ini semakin menggeliat di tengah-tengah persiapan hari persalinannya yang semakin mendekat.

Saya juga merasa perlu untuk membuka kembali buku Room To Read yang ditulis oleh John Wood agar motivasi saya tetap menyala, termasuk juga menyesap tulisan-tulisan bertenaga di blog Jonru sehingga semangat saya tetap terjaga.

Malam ini saya sedang menghadap laptop antik saya yang berwarna merah hati. Saya sedang mendesain semacam spanduk Under Construction Rumah Baca Jendela Ilmu yang sedianya akan saya pasang di teras depan sehingga para tetangga yang tiap hari lalu-lalang di depan rumah mengetahui rencana ini. Siapa tahu, ada di antara mereka yang siap bergabung dan berpartisipasi secara aktif di kemudian hari. Saya harap seperti itu. [rbjendelailmu]




Luwuk, Juli 2014 

0 komentar:

Posting Komentar